Wednesday 14 June 2017

[Cerita Anak] Boneka dari Ibu

Dimuat di Klasika Kompas (Nusantara Bertutur) Minggu 23 April 2017 


Kazuhana El Ratna Mida
            Sekolah Sari libur dua hari. Karena itu, Sari diajak ibunya berkunjung ke rumah sepupunya, Mita. Rumah Mita terletak tidak jauh dari Pantai Kartini, Jepara.  

            “Aku senang sekali kamu datang.” Mita menyambut sepupunya dengan riang.

            “Aku juga senang bisa ke sini lagi.” Sari tidak kalah gembira. Biasanya mereka selalu menghabiskan waktu bersama kalau sudah berkumpul.

            “Ayo, ke kamarku. Kita bermanin di sana.” Mita langsung mengapit lengan sari.

            “Siap! Aku tidak sabar melihat koleksi barbie kamu.” Sari sangat semangat.

Sesampainya di kamar Mita, Sari sungguh terbelalak.

“Wah, koleksi barbie kamu bertambah banyak sekali. Dan sangat bagus-bagus.” Sari selalu takjub, ketika melihat koleksi boneka barbie Mita.  Setiap ke rumah sepupunya, barbie Mita pasti sudah bertambah.

“Apanya yang bagus, Sar? Barbieku ini sudah ketinggalan zaman.” Mita mengerucutkan bibirnya.

“Benarkah? Menurutku ini sudah sangat bagus.” Sari mengambil salah satu barbie koleksi Sari.

“Ini masih kalah dengan punya  Lia, yang  tinggal di samping rumahku.” Mita menjelaskan.

“Lia yang kadang bermain bersama kita, kalau aku kemari? Sari bertanya.

“Iya, betul.” Mita mengangguk.

“Nah, koleksi barbie Lia itu sangat lengkap. Aku iri sekali padanya. Tapi ketika aku meminta ibu untuk membelikan barbie seperti yang dimiliki, Lia ... ibu tidak mau membelikannya.”  Lanjut Mita.
Sari hanya mengangguk-anggukan kepala, mendengar cerita Mita.

“Ibuku menyebalkan, kan? Masak minta barbie saja tidak boleh.” Mita masih cemberut.

“Jangan berkata begitu, Mit. Mana ada ibu yang menyebalkan? Setahuku setiap ibu pasti selalu menyayangi anaknya.” Jelas Sari panjang lebar.

“Kalau sayang ... ibu pasti mau membelika aku barbie, Sar.” Mita masih ngotot.

“Tidah begitu, Mit. Aku tidak pernah dibelikan ibuku barbie. Tapi aku tahu ibu selalu sayang denganku.”

Mendengar ucapan Sari, tiba-tiba Mita merasa bersalah. “Kamu tidak punya barbie?”

“Iya.  Ibu  lebih suka membelikan aku buku. Makanya aku senang sekali kalau main ke rumahmu. Aku bisa meminjam barbie kamu.” Sari  bercerita dengan riang. Tidak terdengar nada sedih dari ceritanya.

“Kupikir, aku adalah anak yang malang, karena ibu tidak mau menuruti keinginanku. Aku sungguh malu padamu, Sar. Aku tidak pernah menghargai pemberian ibu. Harusnya aku lebih banyak bersyukur.” Mita menunduk sedih.

“Yang pentingkan, sekarang sudah tahu. Yuk, kita jadi main barbie, kan? Sari dengan cepat, menghibur Mita. Mengingatkan tujuan mereka masuk ke kamar.

“Tentu saja. Yuk! Kami bebas mau pinjam yang mana saja.” Mita memberi izin. Dan mereka kemudian tertawa bersama.

Sejak saat itu, Mita pun berjanji akan lebih menghargai pemberian ibunya.  Dia akan meminta maaf pada ibunya.

Srobyong,  4April 2017 

Atau bisa dengar versi audionya  Klasika Kompas [Nusantara Bertutur]

2 comments: