Judul : Tragedi Apel & Buku Ajaib
Jiko
Penulis : Yosep Rustandi
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Cetakan : Pertama, Juli 2020
Tebal : 160 halaman
ISBN : 978-623-253-002-7
Harga Buku : Rp40.000
Peresensi : Ratnani Latifah. Penulis dan penikmat
buku asal Jepara
“Buku bisa memberi bantuan
kalau kita jujur. Kalau bohong berarti mikir sendiri.” (hal
47).
Menumbuhkan sikap jujur dan kepedulian pada anak itu memang sangat
penting. Pendidikan karakter ini akan membangun moral yang baik bagi anak. Sehingga
anak tumbuh sebagai pribadi yang lebih bertanggung jawab. Berbeda jika anak
tidak dididik dengan karakter tersebut. Anak akan tumbuh dengan sikap kurang
peduli dan bertindak sesuka hati.
Buku ini memuat pembelajaran karakter sikap jujur dan kepedulian, yang sangat menarik dan cocok dibaca untuk anak. Karena cerita yang termaktub di sini, dipaparkan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Ceritanya juga ringan dan mungkin sering terjadi di sekitar kita. Jadi selama membaca kita tidak akan mengalami kebosanan. Sebaliknya kita akan merasa terhibur dengan cerita juga belajar banyak hal dari kisah tersebut.
Novel ini sendiri menceritakan tentang kisah hidup anak-anak kurang
mampu, yang harus menjalani hidup dengan penuh perjuangan. Alin adalah anak
yang kurang beruntung. Karena sejak bapaknya meninggal dunia, kini tinggal
emaknya yang membanting tulang untuk dirinya. Akan tetapi tidak lama setelah
itu sang emak pun tumbang. Sejak itu Alin-lah yang harus berjuang untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Karena keadaan itu Alin terpaksa menjambret. Akan tetapi yang ia
curi bukanlah uang atau perhiasan. Ia hanya mencuri seplastik apel, yang sangat
ingin ia berikan pada emaknya. Ia hanya ingin membahagiaan emaknya. Dengan
memakan apel itu ia harap emaknya akan segera pulih. Namun siapa sangka, apel
hasil jambretan itu malah menumbuhnya banyak sekali masalah beruntun lain yang
tidak terduga.
Bersama sahabatnya, Jiko yang kutu buku, Alin mencoba
menyelasaikan berbagai masalah yang ada. Berhasilkan Jiko dan Alin melakukannya?
Dan apa saja ide-ide dari buku ajaib yang memberikan inspirasi bagi keduanya
selama menyelesaikan masalah yang mereka hadapi?
Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik dan menghibur. Tema
yang diangkat pun menarik dan berbeda dari kebanyakan tema cerita anak yang
sering saya baca. Selain mengisahkan permasalahan Alin dan Jiko, ada pula
masalah lain yang dikembangkan penulis, yang semakin membuat kisah ini seru
sekali untuk dibaca sampai akhir. Buku
ini memuat cukup banyak pendidikan
karakter bagi anak.
Dari keutamaan membaca, “Dia tidak tahu kalau buku memberi tahu kita tentang banyak hal. semuanya ada di
buku. Seluruh pengetahuan dunia ini ada di buku.” (hal 36). Mengajarkan
untuk selalu bersikap jujur, “Kita tidak boleh bohong, apalagi kepada
orangtua.” (hal 45). Peduli pada sesama yang digambarkan pada kisah Yasmin
yang rela mengajar anak-anak tidak mampu tanpa bayaran. Juga pembelajaran untuk
memiliki semangat belajar yang tinggi.
Tidak heran, jika novel ini menjadi “Pemenang Pertama pada Kompetisi
Menulis Indiva 2019 Kategori Novel Anak”.
Srobyong, 12 Oktober 2020
Buku tema anak begini sudah pasti sangat bagus untuk dijadikan pelajaran sebagai sarana menanamkan karakter kepada anak. Sebab melihat perkembangan anak saat ini sangat miris menurut saya, karena anak sudah dibuat autis dengan ponsel. Keberadaan ponsel bagi mereka sudah jadi kebutuhan, walau tayangan yang mereka lihat memang untuk usia mereka. Tetapi, di mata saya, ponsel sudah merebut kebahagian anak untuk bermain. Kadang jika merenungkan hal ini, saya bersyukur dulu punya masa kecil yang baik dan menyenangkan. Walau dulu saya pun tidak punya kebebasan untuk punya buku anak seperti buku ini, belum sanggup beli, hehe
ReplyDeleteBetul Mas. Saya pun miris ketika melihat anak terlalu sering bermain hp, hingga kadang sampai lupa bersosialisasi. Memang saat ini hp menjadi salah satu sarana untuk belajar, tetapi penggunaannya akan lebih baik untuk dibatasi. Setelah belajar bisa off dulu dengan hp dengana melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan mungkin.
DeleteSama Mas, dulu pun untuk buku hanya bisa membeli majalah bekas. Tetapi itu lebih seru karena saat itu permainan anak masih bervariasi untuk dilakukan. Hehehe.