Selama
ini Korea Selatan sudah memiliki branding yang bagus dalam dunia hiburan. Tidak hanya soal boyband atau gilrband
yang memang sudah menjadi icon di sana—sebut saja BTS, EXO, Super Junior,
atau Blackpink—drama Korea yang mereka produksi pun selalu menyedot banyak
perhatian. Misalnya Voice, Mouse,
Signal, Memories of the Alhambra, Goblin, dan banyak lagi. Meskipun cerita-cerita yang ditawarkan itu
kadang sudah pasaran—misalnya dalam hal ini genre romantis—tetapi cara
pengemasan yang bagus tetap membuat nilai jual tersendiri. Apalagi jika drama
itu memiliki ide yang tidak biasa—khususnya genre horor, misteri, thriller dan
fantasi—maka pasarnya pun semakin bagus.
Selain K-pop dan dramanya, budaya Korea Selatan pun sudah mulai
digandrungi anak muda zaman sekarang.
Yang kemudian berlanjut pada dunia literasi Korea. Karena saat ini sudah
cukup banyak buku-buku berbasis motivasi dan sastra Korea Selatan mulai
diterjemahkan di Indonesia. Di antaranya
Kim Ji-Yeng Lahir 1882, The God Son, Pachinko, Vegetarian, The Hole, Tak
Mungkin Membuat Semua Orang Senang, dan banyak lagi.
Dan
tidak ketinggalan film besutan Korea Selatan juga sangat menggoda dan
menarik untuk kita tonton. Salah satunya
adalah film “Train To Busan” film
yang dirilis pada 2016 ini masih menarik
dan seru untuk kita nikmati. Film bergenre horor - thriller ini sejak awal
sudah menunjukan sisi menarik dan ketegangan yang akan membuat penonton tidak
bisa lepas dari keseruannya. Maka saya sangat merekomendasikan film ini bagi
para penikmat horor dan thriller.
Sinopsis
Film
·
Judul : Train to Busan
·
Tahun Rilis : 2016
·
Genre : Horor-Thriller
·
Sutradara : Yeon Sang-ho
·
Produser : Lee Dong-ha
·
Penulis :
Park Joo-suk
·
Produksi : Next Entertaiment World
Film ini sendiri menceritakan tentang bagaimana cara bertahan
hidup, dari serangan zombie yang mematikan. Karena sekali gigitan, kita pun akan segera
terserang virus tersebut dan membuat kita menjadi sang predator (zombie). Seok Woo,
pada mulanya hanya ingin pergi ke
Busan bersama anaknya—Su an, untuk mengantar putrinya bertemu sang ibu. Mereka berangkat dengan KTX (Korean Trans Ekspress)— kereta api cepat ala
Korea. Kepergian itu sebagai hadiah atas ulang tahun Su-an, sekaligus sebagai
penebus rasa bersalah Seok-woo yang selama ini selalu mementingkan pekerjaan.
![]() |
(Sumber gambar : Imdb.com) |
Namun siapa yang menyangka di
kereta tersebut, ada salah satu penumpang yang telah terpapar virus zombie.
Berawal dari satu orang itulah, lambat laun orang-orang yang terinveksi semakin
banyak. Di sinilah tantangan dan ketegangan akan mulai terbangun. Para
penumpang di kereta, termasuk Seok Woo, Su an, Sung Kyung dan Sang Hwa
harus berjuang untuk lepas dari kejaran
para zombie. Mereka harus begerak cepat agar tidak menjadi korban berikutnya.
Apalagi setelah para penumpang menyadari bahwa virus zombie itu sangat
berbahaya. Saling sikut, sikap egois mulai tampak dan membuat kegaduhan yang
sangat menyebalkan. Karena mereka sama-sama ingin bertahan hidup. Perjalanan
yang awalnya damai, berubah menjadi
perjalanan penuh darah, tantangan dan kengerian.
Pemain Film, Penulis
dan Sutradara
Film yang disutradarai oleh Yeon Sang -ho dan ditulis oleh Park Joo -suk
ini, langsung mendapat sambutan hangat dari banyak pihak. Apalagi para pemain dalam
film ini pun sudah tidak diragukan lagi aksinya. Bisa dibilang pemain film ini
adalah artis papan atas Korea, yang sudah memiliki pengalaman dalam memilih
peran dan film yang akan dibintangi. Sebut saja Gong Yoo yang berperan
sebagai Seok Wo. Pria kelahiran 1979
yang masih kelihat fresh ini sudah membintangi banyak film dan drama yang sukses. Misalnya drama Coffe Prince, A Man and A Woman, Kim Ji-young, Seabok dan Goblin yang merupakan drama fenomal dan
mendapat banyak perhatian dari penonton.
![]() |
(Sumber gambar : Imdb.com -Gong Yoo, Kim Su-an, Jung Yu-mi dan Ma Dong-seok) |
Ada juga aktor veteran Ma
Dong-seok yang berperan sebagai Sang hwa, yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan
aktingnya. Sudah banyak drama dan film yang dibitangi Aktor Amerika yang
berbasis di Korea Selatan ini. Di antaranya Bad Guys, Squad 38, Chronical of
Evil, Along with the Gods ; The Last 49
Days, Unstoppable dan banyak lagi.
Kemudian ada pula Jung
Yu-mi yang berperan sebagai Sung
kyung, dan Kim Suu-an sebagai Su-an.
Selain itu ada pula Ahn So-hee sebagai Jin-hee, Choi Won-sik
sebagai Young-gook dan Kim Eui-sung
sebagai Yong-suk.
Review
Film
Dari segi tema sebenarnya film ini
sudah banyak diproduksi. Di antara film
bertema Zombie yang sudah pernah tayang adalah Resident Evil, World War Z, I am a
Hero, I am a Legend, 28 Days Later, dan banyak lagi. Namun dengan cara
penyajian cerita yang berbeda dan unik, film ini sangat menarik untuk
dinikmati. Bagaimana tidak unik, jika sebagian film zombie memiliki latar
cerita dewasa dan terlihat jelas unsur kekerasannya, film ini menyuguhkan latar
kisah keluarga yang sangat kental, dan bisa dibilang minim kekerasan yang
brutal. Memiliki alur cerita yang cepat, film ini akan membuat penonton
langsung merasakan ketegangan yang akan membuat merinding, ngeri, marah dan sebal dalam waktu bersamaan.
![]() |
(Sumber gambar : Imdb.com) |
Bagaimana tidak ngeri, ketika kereta yang awalnya
nampak aman dan damai, tiba-tiba kehadiran satu zombie, dan mengubah keadaan
tenang itu menjadi mencekam. Rasa takut akan terjangkit virus membuat sikap
seseorang langsung berubah dan bahkan menjadi lebih beringas dari zombie itu
sendiri.
Apalagi pada awalnya para penumpang ini sejatinya
tidak saling mengenal. Maka sikap sinis dan saling sikut kemudian menjadi drama
tersendiri, yang akan membuat film semakin menegangkan dan penasaran bagaimana
akhir kisah dari para tokoh tersebut. Kita akan dibuat penasaran siapa saja
yang dapat selamat atau bisa saja endingnya malah berakhir dengan kejutan yang
tidak terduga. Paling menyebalkan adalah
melihat sikap Yong-suk yang sejak awal memang sudah terlihat egois dan mementingkan diri sendiri. Tetapi tanpa tokoh
itu, pasti film ini mungkin tidak ada
nyawanya.
![]() |
(Sumber gambar : imdb.com) |
Namun kita juga akan dibuat haru oleh tokoh-tokoh
lainnya, seperti Sang hwa, Seok-woo, Sung Kyung, Jin-hee, Young-gook yang
saling bahu membahu-membahu untuk sama-sama bertahan hidup dan saling
melindungi. Mereka berjuang keras melumpuhkan para zombie agar tidak memakan
semakin banyak korban.
Akting para aktor di sini bisa dibilang sangat
menjiwai tokoh dan patut untuk diacungi jempol. Karena karakter mereka bisa
membuat penonton (saya sendiri) ikut larut dan merasakan emosi yang ada. Ketakutan, kemarahan, kebingungan, kecemasan,
dan keharuan akan mengaduk-aduk hati penonton. Scane Sung Kyung dan
Su-an menjadi salah satu bagian yang akan membuat kita ingin menitikkan air
mata.
Dengan plot yang tidak mudah ditebak dan penuh
kejutan, film ini akan membuat kita tercengang sampai akhir. Keren! Dan sangat
mengharukan. Rasanya tidak bisa membayangkan jika di dunia ini benar-benar ada
zombie, yang akan membuat kita hidup dalam ketakutan dan kengerian.
Kekurangan dan Kelebihan
Meski tidak terlalu mencolok, film ini agak kurang konsisten
dalam menggambarkan tentang ritme waktu dalam perubahan menjadi zombie. Karena
di awal kisah, ketika seorang gadis yang terinfeksi dan naik kereta, durasi
perubahannya cukup lama. Namun setelah itu, durasi perubahan menjadi zombie
semakin cepat. Namun bisa jadi, cepat tidaknya perubahan adalah pengaruh
seberapa parah gigitan yang diperoleh ( Analisis pribadi, sih. Heheh)
Dan ceritanya pun sebenarnya tidak terlalu rumit.
Film ini bermula dari kisah perjalanan
yang kemudian berkembang menjadi teror yang mencekam. Sehingga
karakter-karakter yang muncul tidak melulu berhubungan dengan keluarga Seok-woo
dan Su-an. Banyak karakter baru bermunculan.
tetapi memiliki peran yang cukup penting, yang membuat film ini semakin
menarik.
Terlepas dari hal itu, saya enjoy saja
menikmati film ini. Apalagi sejak awal saya memang suka para pemainnya,
khususnya Gong-yoo dan Ma Dong-seok.
Menurut saya kualitas akting mereka keren. Mereka mampu menjiwai karakter dengan baik.
Begitu pula aktor pendukung lainnya. Termasuk si gelandangan.
Saya juga senang dengan senimatografi yang semakin membuat
film ini menarik dan pencahayaan yang terang. Jujur saya paling sebal menontotn film dengan
pencahayaan yang terlalu gelap. Karena jadi kurang menikmati akting para pemain
dengan maksimal. Sebaliknya di film ini
meskipun bertema horor, tapi tetap memperlihatkan suasana yang terang dan tidak
mengurangi rasa tegang dan mencekam yang ditawarkan dari film ini.
Fakta Menarik tentang Film Train to Busan
Kenapa harus nonton film ini? Karena hemat saya film ini menjadi salah satu film laris sejak
dirilis. Konon film ini berhasil meraup keuntungan sampai US$92,7 juta di
seluruh dunia. Atau sekitar 1,3 miliar. Keren sekali.
Dan film ini menjadi film pertama
korea dengan tema zombie yang berhasil
memecahkan rekor karena telah ditontotn
lebih dari 10 juta penonton pada 2016. Amazing. Tak heran kemudian film ini mendapat
banyak sekali penghargaan dalam berbagai segi.
Dalam berbagai ajang penghargaan
film, “Train to Busan” berhasil membawa piala sebagai pemenang dalam Penghargaan Teknikal dan Penghargaan
Film Audien untuk Film paling Populer. Tak hanya itu, “Train to
Busan” juga menjadi pemenang sebagai “Film Berbahasa Asing Terbaik”
dalam Penghargaan Fangoria Chainsaw.
Dan tidak ketinggalan "Train to Busan" juga berhasil menyabet
penghargaan di the 20th Fantasia International Film Festival. Tak hanya
satu, film ini menyabet dua pengharaag. Yaitu, the Audience Award for Best
Asian Feature dan the Cheval Noir Award for the Best Feature. Menarik
sekali, bulan?
Makna dan Pelajaran dari Film
Film ini tidak hanya sukses memberikan hiburan bagi penonton. Lebih dari itu, film ini memiliki cukup banyak pesan moral yang dapat kita renungkan.
- Kemanusiaan
Film ini secara tidak langsung membahas
tentang sisi kemanusian. Bagaimana kita bersikap ketika berada dalam posisi
tidak menyenangkan dan tidak terduga—misalnya berada dalam teror mencekap. Apakah kita bisa tetap waras dengan bersikap
baik—tetap saling peduli, tolong menolong—atau memilih bersikap egois dan
mementingkan diri sendiri.
Hal ini terlihat jelas dalam film
ini. Bagaimana para penumpang kereta
menyikapi perubahan karena adanya zombie. Di mana sebagian ada yang memiliki
tetap berpegang teguh pada sisi kemanusiaannya, ada pula yang memilih egois
dengan melindungi diri sendiri dan tak segan melihat orang lain menjadi zombie.
- Sindiran Kegoisan
Ada pula sindiran halus tentang bagaimana sifat manusia yang
kerap bersikap egois, demi kepentingkan diri sendiri. Sebagaimana sikap Yong-suk yang ingin
meninggalkan penumpang yang tertinggal, agar ia bisa bebas dari kejaran zombie.
- Kepedulian, Tolong
menolong dan Kerjasama
Film ini juga mengajarkan tentang
pentingnya saling peduli, tolong menolong, dan kerjasama dalam segala kondisi. Meskipun tidak saling mengenal, karena keadaan
tengah kacau akibat serangan zombie, Seok-woo, Sung Kyung, Sang-hwa, Jin-hee,
Young-gook dan tokoh lainnya, saling bahu membahu mengalahkan para zombie.
Mereka berupaya dengan sangat gigih meskipun
taruhannya nyawa sendiri.
- Kasih Sayang
Sejak awal film ini sudah
menunjukkan pesan tentang kasih sayang. Mengingat tema selipan dari film ini
adalah tentang kekeluargaan. Hal itu dapat kita lihat bagaimana Seok-woo yang akhirnya mengalah
dengan menemani Su-an untuk berkunjung ke rumah ibunya. Lalu sejak adanya
zombie, kasih sayang itu semakin terlihat dengan sikap sikap menjaga putrinya
dengan segala upaya. Begitu pula tokoh lainnya, di mana Sang-Hwa yang selalu sigap melindungi
istrinya, Sung Kyung yang tengah hamil.
- Pengorbanan
Dan terakhir film ini juga mengajarkan
tentang pengorbanan. Ini sangat terlihat jelas. Demi orang-orang yang
disayangi, para tokoh siap berkorban dengan segala konsekuensi.
Selamat menonton dan semoga suka.
Jika
butuh referensi film lainnya, jangan lupa mampir ke Bacaterus.com, ya. Banyak review film yang bisa kita jadikan rujukan di
sana.
Ratnani Latifah - Srobyong,
24 Agustus 2021
Yang bikin film ini seru bagi saya, karena ada momen survival, sehingga secara nggak langsung, film ini bikin naikin adrenalin penonton. Apalagi pada saat momen-momen dikejar zombie-nya, kerasa banget greget, berharap cemas, semua tokohnya aman dan selamat.
ReplyDeleteDan film ini juga punya sekuelnya: Train to Busan: Peninsula.
Betul Mas. Berasa tegang, penasaran juga cemas dalam waktu bersamanya.
DeleteIya yang sekuelnya belum nonton, rencananya mau nonton tapi belum ada waktu yang pas. 😁🙈
Saya baru tahu fakta di balik filmnya.Biasalah kalau lihat keuntungan cuan, mata melek, padahal cuma baca berita. Sukses ya untuk reviewnya.
ReplyDeleteAamiin. terima kasih Mbak. Memang cuan itu bikin melek. Hehehe. Suskes buat Mbak Kayla juga
Delete