Friday 10 November 2017

[Resensi] Peran dan Kedudukan Wanita dalam Islam

Dimuat di Harian Duta Masyarakat, Sabtu 4 November 2017


Judul               : My Soul is a Woman : Aspek Feminin dalam Spiritual Islam
Penulis             : Annemarie Schimmel
Penerbit           : Mizan
Cetakan           : Pertama, April 2017
Tebal               :  292 halaman
ISBN               : 978-979-433-984-8
Peresensi         : Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Jumlah buku yang membicarkan kaum wanita dalam Islam, berkembangan  sangat cepat. Telaah-telaah sosiologi dikerjakan, masalah-masalah medis diteliti, dan aspek-aspek positif maupun negatif diselidiki. Pendeknya topik mengenai “wanita dalam Islam” ini sedang mode dan tidak ada habisnya (hal 41).   Salah satu buku yang membahas kaum wanita adalah My Soul is a Woman karya Annemarie Schimmel—penerima “Peace Prize 1995” dari Geman Book Trade. Dengan mencari pendekatan yang baru, dia berharap dapat menimbulkan pemahaman yang lebih baik tentang kedudukan dan peranan wanita.

Dalam buku ini Schimmel mencoba menampik tentang pendapat yang menganggap bahwa Islam adalah agama yang secara terang-terangan memusuhi kaum wanita. Padahal Nabi Muhammad sendiri pernah berkata, “Allah telah membuatku menyayangi dari duniamu, kaum wanita dan wewangian, dan kebahagiaan bagi mataku adalah ketika shalat”. Kaum wanita itu harum : “baik” dan “wangi” (hal 55-56).

Sebut saja,  istri pertama Nabi Muhammad, Siti Khadijah.  Dia adalah wanita yang memiliki sifat welas asih dan dermawan. Ketika Nabi Muhammad mendapat wahyu pertama dan merasa ketakutan, Khadijah dengan lemah lembut menenteramkan hati dan mendukung Nabi Muhammad. Khadijah meyakinkan bahwa wahyu-wahyu yang diterimanya di gua Hira, ketika dia ber-khalwat, bukanlah ulah setan, melainkan berasal dari Tuhan.

Selain itu, Khadijah juga berperan sebagai penyumbang dana untuk kemajuan dakwah Nabi Muhammad.  Sehingga karena perannya itu, Khadijah mendapat gelar sebagai Ibu kaum Beriman dan Wanita Terbaik—khair an-nisa’ (hal 62).  Khadijah merupakan salah satu wanita yang sudah ditetapkan Allah sebagai ahli surga.

Ada juga Aisyah. Istri termuda Nabi Muhammad. Dalam masa hidupnya, Aisyah termasuk wanita cerdas. Kecerdasan yang dimilikinya itu, dia gunakan  membantu  Nabi Muhammad dalam penyebaran Islam. Selain itu Aisyah memiliki sumber banyak hadis, terutama yang berkaitan dengan kehidupan Nabi.  Aisyah juga dipilih Allah sebagai ahli surga, karena ketaatan yang dimiliki.

Tidak ketinggalan adalah Fatimah—putri tercinta Nabi. Dia adalah seorang putri yang sangat berbakti kepada orangtuanya. Dia tidak pernah takut menentang para kafir Quraisy yang berani mencelakai ayahnya.  Fatimah juga seorang yang sangat dermawan. Bahkan demi membantu orang lain, dia rela menahan lapar. Fatimah adalah teladan wanita dari para wanita lainnya. Dia adalah wanita yang sangat dicintai Rasulullah dan Allah.

Dari sisi sufi, ada Rabiah  Al-Adawiyah, wanita yang berasal dari Basrah. Dia adalah wanita yang menandai awal gerakan mistik yang sesungguhnya dalam Islam. Dia  diyakini telah mengubah asketisme yang  suram menjadi mistisisme cinta kasih yang murni.  Setiap orang mengenal kisah bagaimana tokoh asketik yang saleh itu berlari melintasi Basrah dengan seember air di satu tangan dan obor yang menyala di tangan lain.

Dan ketika ditanya kenapa dia melakukan itu, Rabiah  berkata, “Aku ingin menuangkan air ke neraka dan mengobarkan api di surga, sehingga keduanya ini lenyap dan tak seorang pun akan menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau mengharap surga, melainkan semata-mata demi keindahan-Nya yang abadi.” (hal 71-72). Hal inilah yang kemudian mengantarkan Rabiah sebagai kekasih Allah.

Kemudian  ada Maryam, wanita pilihan yang dipaparkan dalam Al-Quran. Dia adalah wanita perawan yang kemudian menjadi ibu dari Nabi Isa. Dia sangat dihormati dalam Islam. Seperti yang dikemukakan dalam sebuah hadis, dialah yang pertama akan masuk surga. Sebelum dipilih menjadi ibu dari Nabi Isa, Maryam adalah wanita yang hanya mendedikasikan dirinya untuk beribadah kepada Allah.

Sedang untuk kedudukan wanita secara keseluruhan, maka kita bisa menilik sosok seorang ibu. Dalam Al-Quran telah dipaparkan bagi kaum beriman untuk memuliakan ibu. Kita juga dilarang membentak ibu.  Karena surga berada di telapak kaki ibu. Ibu adalah wanita yang sangat berjasa, karena dari seorang ibu, lahir-lah para anak-anak yang saleh dan salehah. Dan Ibu yang salehah itulah yang mendapat  rahmat Allah dan mendapat kemuliaan yang tinggi.  Kesimpulannya adalah, Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Wanita memiliki kedudukaan dan peranan yang sama dengan laki-laki dalam Islam.

Srobyong, 14 Juli 2017 

No comments:

Post a Comment