Sunday 31 October 2021

Resensi Buku - Kisah Inspiratif Seorang Ibu


Judul               : Sibu Suwarti ; Sebuah Memoar

Penulis             : Nening K. Khasbullah

Penerbit           : WIN (Media Literama)

Cetakan           : Pertama, Oktober 2021

Tebal               : xxvi + 197 halaman

ISBN               : 978-623-97979-4-2

“Anak-anak adalah ujian tersendiri. Bagaimana mengatasi mereka ketika sakit, ada konflik, pertengkaran, cemburu dan iri. Semua itu dijalaninya dengan tegar, sabar dan ikhlas.”

(hal 35)

Ibu adalah sosok yang luar biasa. Ia memiliki peran yang luar biasa, dimulai dari masa kehamilan hingga anak tumbuh dewasa. Memiliki ibu yang luar biasa seperti Sibu Suwarti tentu anugerah yang luar biasa. Maka tidak heran jika kemudian Bu Nening, sekalu penulis dan menantu Sibu, memiliki keinginan kuat untuk membuat memoar dari sang ibu. Karena sikap dan semangat sibu dalam menjadi seorang istri, ibu dan nenek,  memang patut untuk diceritakan kepada khalayak.  Ini adalah sebuah memoar yang menarik, menginspirasi sekaligus memotivasi.

Sebelumnya, saya ucapkan selamat pada Bu Nening atas kelahiran buku memoarnya yang hemat saya sangat luar biasa.

Siapakah Sosok Sibu itu? Jika dilihat dari latar belakang, ia hanyalah seorang perempuan biasa yang selalu sederhana. Namun kehidupan telah menempanya menjadi sosok yang luar biasa. Menjadi istri dari seorang duda beranak lima tentu bukan pilihan yang mudah, tetapi ia menerima takdir itu dengan penuh keikhlasan. Dan tantangan lainnya, ia tak hanya harus menjadi istri, ibu dari anak sang suami, tetapi ia juga harus menjadi ibu bagi masyarakat. Karena kebetulan sang suami, RM. Wirjosoegito adalah lurah di Kaliwungu.

Namun  Sibu adalah sosok yang luar biasa. Ia mampu mengemban perannya dengan baik. Ia menjadi istri yang gemati, ia menjadi ibu yang selalu welas asih meskipun lima anak itu bukan dari rahimnya. Ia juga selalu welcome dan siap membantu menyelesaikan masalah warga sekitar. Maka tidak heran kehadiannya  pun disambut ramah dan begitu dicintai.

Hingga di suatu masa, Sibu kehilangan sang suami. Ia menjadi single parent, yang harus membesarkan dan mendidik tiga belas putra-putrinya dengan segala keterbatasan. Namun Sibu adalah sosok yang hebat. Ia tegar, memiliki tekad kuat, tidak mudah menyerah dan selalu berpikir luas. Sehingga ia mampu mengantarkan putra dan putrinya menjadi orang-orang yang hebat. Ia adalah ibu, pendidik, sahabat dan guru spiritual yang luar biasa. Kita dapat membaca kiah selengkapnya di dalam buku ini.

Sungguh membaca buku ini membuat saya ternyuh dan sangat salut dengan sosok Sibu. Meskipun ia bukan seorang yang berpendidikan—karena ia memang tidak bisa baca dan tulis—tapi hal itu tidak menghalanginya untuk menjadi ibu hebat yang berkualitas. Ia selalu mendorong anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan terbaik sesuai impian mereka.

“Tidak ada yang tahu apa yang kamu makan kalau kamu tidak bercerita. Yang penting sekolah, sebab kalau kamu bodoh semua orang akan  mengetahuinya walaupun kamu tidak cerita.” (hal 36)

Sibu juga sosok yang memiliki pola pikir yang tidak ketinggalan zaman. Jika kebanyakan orang tua sering menganggap bahwa perempuan harus selalu berurusan dengan masalah rumah tangga, maka Sibu berbeda.

“Bagi Sibu, pekerjaan perempuan mencuci, memasak, dan mengurus anak itu bukan pekerjaan. Perempuan harus pintar, maju, mandiri, jangan manja, jangan tergantung pada suami.” (hal 39)

Secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk kita baca. Banyak pengetahuan tentang bagaimana membangun rumah tangga yang baik, ada pula masalah  parenting yang dapat kita peroleh dari sosok Sibu. Tak ketinggalan pesan-pesan yang Sibu berikan pada putra-putrinya, anak mantu hingga cucu-cucunya itu sangat menginspirasi. Di mana Sibu selalu mengajarkan kepada keluarganya untuk selalu bersikap syukur, selalu mengingat Allah, jujur, bertanggung jawab,  cermas,  punya kemauan keras dan banyak lagi. Dari pesan yang disampaikan Sibu kita akan tahu betapa sosok Sibu itu adalah sosok yan begitu bijak.

 Salut dengan penulis yang mampu menghadirkan roh cerita dengan sangat kuat. Jadi ketika membaca buku ini saya seperti melihat rekam film sosok Sibu, dan merasakan ketegaran, kelembutan, kesabaran, keikhlasan dan welas asih yang dimiliki Sibu. Masya Allah. Pantas sekali jika Sibu selalu dikenang dan disayang.

Saya juga suka dengan kutipan-kutipan baik dari hadis atau Al-Quran yang diletakkan penulis dalam memulai setiap babnya. Kesan religius jadi terasa kental. Dituturkan dengan gaya bahasa yang renyah dan tidak jlimet, membuat saya nyaman saat membaca. Jujur saya suka dengan adanya pemakaian bahasa jawa—baik dalam kalimat langsung Sibu atau dalam kalimat tak langsung—yang digunakan penulis dalam menggambarkan sosok sibu. Lokalitas terasa sangat kental.

Beberapa pesan Sibu yang sangat saya sukai :

Pesan ini mengingatkan kita tentang betapa pentingnya sikap berani meminta maaf dan luhurkan saling memaafkan.  

 “Memaafkan janganlah merasa bangga. Meminta maaf janganlah merasa hina. Saling memaafkan, itulah perintah agama. (hal 46)

Kemudian, tentang parenting, di mana anak akan tumbuh sebagaimana cara orang tua mendidiknya.

“Seandainya anak diibaratkan tanamana, maka apabila tanah dikelola dengan baik dan benar, tanaman yang berada di atasnya akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang bermanfaat.” (hal 49).

 Sungguh ini buku yang inspiratif sekali. Senang dapat mengenal Sibu dari buku ini.

Srobyong, 31 Oktober 2021

 

 

 


No comments:

Post a Comment